Article Detail
TANTANGAN YANG SEMAKIN MENDEWASAKAN
Pandemi covid-19 memaksa kebijakan social distancing atau sekarang juga ada
istilah physical distancing (menjaga
jarak fisik) untuk meminimalisir persebaran covid-19. Siap tidak siap, berbagai
upaya menerapkan pembatasan sosial harus dilaksanakan demi mencegah meluasnya
penyebaran virus corona. Pemerintah pun dengan sigap dan tanggap membuat
kebijakan bahwa semua kegiatan harus dilakukan dari rumah secara daring. Tentu
ini menjadi tantangan baru bagi sejumlah orang karena teknologi akan menjadi
yang utama digunakan, supaya semua kegiatan tetap bisa berlangsung dan berjalan
dengan baik.
Salah satu hal yang sangat terdampak adalah
”merumahkan” dunia pendidikan. Pendidikan di berbagai jenjang mau tidak mau menerapkan
pembelajaran dengan sistem jarak jauh dari rumah masing-masing. Proses
pembelajaran jarak jauh kini sudah berlangsung kurang lebih satu bulan lamanya.
Kesiapan guru dan siswa dalam home learning ini bervariasi tentunya, ada yang
siap, terpaksa siap, dan betul-betul tidak siap. Tanpa persiapan apa pun,
sistem belajar mengajar berubah dari tatap muka menjadi daring. Sejumlah
sekolah yang terbiasa menggunakan perangkat teknologi dalam proses belajar
mengajar tentu tidak menemui banyak masalah. Namun, hal sebaliknya berlaku bagi
sekolah, guru, dan siswa yang baru pertama kali menjalankannya. Apalagi, daerah
yang minim fasilitas, baik perangkat maupun jaringannya.
Yayasan Tarakanita juga memberlakukan work from home dan study from home untuk mendukung kebijakan pemerintah melakukan
pembelajaran jarak jauh. Selama work from home ini tentu banyak tantangan yang
saya temui sebagai guru. Saya menemukan bahwa selama pembelajaran jarak jauh
sampai saat ini, memang efektif dilakukan untuk mengerjakan penugasan. Tetapi,
dalam pembelajaran untuk memahami konsep, kemudian mengembangkan konsep itu
sampai refleksi, masih kurang bisa berjalan dengan baik. Dalam pembelajaran
tatap muka, akan ada penyampaian konsep pembelajaran dan tujuannya terlebih
dahulu. Kemudian pembelajaran berlanjut sampai pemahaman dan pengembangannya.
Tahapan-tahapan itu menjadi tidak berjalan dengan maksimal dalam situasi
darurat seperti sekarang ini.
Karena work
from home ini, saya pun dituntut menjadi guru yang lebih melek teknologi,
apalagi selama ini pembelajaran matematika akan mudah dipahami siswa ketika
guru bisa berinterkasi secara langsung dengan siswanya sehingga akan diketahui siapa
saja yang masih belum paham betul dengan konsep materi dan kompetensi yang
diharapkan, dan guru bisa langsung membantu siswa tersebut menemukan solusinya.
Dalam pembelajaran jarak jauh ini, saya jadi memiliki waktu yang lebih banyak
untuk mempersiapakan materi karena jadwal pelajaran yang dibuat tidak sepadat
ketika tatap muka di sekolah, dan satu sesinya saya bisa mengajar untuk 2
sampai 4 kelas paralel secara langsung.
Ketika pertama kali saya tahu harus
melakukan pembelajaran jarak jauh dan mengajar secara online, dalam pikiran
saya waktu itu saya bingung dan merasa keberatan karena pelajaran matematika
ketika dilakukan tatap muka langsung dengan siswa saja banyak siswa yang
kesulitan menangkap konsepnya, apalagi ini tidak bisa ketemu dan dilakukan
secara online/ daring. Tetapi tentunya ini tidak membuat saya menyerah. Sesuai
nilai CC5 di Tarakanita yaitu conviction,
kebijakan pembelajaran jarak jauh ini membuat saya juga harus berjuang dan
berusaha untuk berinovasi serta lebih kreatif (nilai CC5: creativity) menyampaikan sisa materi yang ada sehingga siswa tetap
bisa mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan tanpa memberatkan mereka,
karena tidak semua siswa memiliki fasilitas atau perangkat teknologi yang
lengkap dan canggih. Bersyukur (nilai CC5 : celebration)
sekali rasanya karena pandemi ini saya jadi tahu tentang banyak aplikasi di HP
dan laptop yang bisa membuat pertemuan virtual seperti face time atau video call
dengan menggunkan zoom cloud meeting,
selain whatsapp, line, dan skype yang
memang lebih familiar untuk digunakan.
Untuk memudahkan siswa memahami setiap
materi, di minggu pertama diadakan pembelajaran jarak jauh, saya mencoba membuat
video penjelasan materi Garis Singgung Kurva (aplikasi turunan) dan
penyelesaian soal – soal yang terkait dengan materi tersebut lalu saya
menggungghanya ke google calssroom.
Video ini saya buat dengan model dan suaranya adalah saya sendiri. Di pertemuan
berikutnya, untuk menyampaikan materi ke siswa saya mencoba mencari video
pembelajaran dari youtube yang menurut saya memang penjelasan orang tersebut
sangat mudah untuk diterima dan dipahami siswa. Nah, dari dua hal yang berbeda
itu (video yang guru buat sendiri atau video orang lain di youtube) saya
mencoba bertanya kepada siswa penjelasan mana yang lebih mudah dipahami oleh
mereka. Sebagian besar siswa memilih yang pertama. Jadi untuk pertemuan
selanjutnya saya membuat video pembelajaran lagi dengan model dan suara saya
sendiri dan saya melakukan zoom meeting
dengan mereka untuk mempertegas penjelasan materi yang ada di video tersebut. Banyak
dari mereka yang langsung bertanya kalau ada dari penjelasan saya yang kurang
mereka mengerti ketika zoom meeting.
Di zoom meeting kita bisa melakukan share content (berbagi layar) sehingga
saya jadi lebih mudah menjelaskan penyelesaian beberapa soal karena microsoft word dan beberapa aplikasi di
laptop bisa menjadi pengganti papan tulis. Dari sini saya pun jadi tahu bahwa
yang dibutuhkan oleh siswa terutama siswa SMA Tarakanita 2 adalah kehadiran
kita bersama mereka, karena bagaimanapun dan seperti apapun keadaanya, guru
yang tahu betul kondisi dan kemampuan siswanya.
Ketika pembelajaran matematika dibuat satu
sesi untuk 4 kelas langsung, saya sedikit kewalahan karena siswa lebih banyak
bertanya penyelesaian soal melalui line chat atau whatsapp secara bersamaan dan
karena pembelajaran jarak jauh ini guru dan siswa tidak melulu melakukan pertemuan
tatap muka secara virtual, ini membuat beberapa siswa yang biasanya di kelas malu
untuk berbicara atau bertanya menjadi mau bertanya. Prinsip saya adalah apapun
yang saya rasakan saat ini siswa harus tetap mendapatkan pelayanan yang baik
secara maksimal. Karena jujur saja, pembelajaran jarak jauh ini memaksa kita
lebih banyak berinteraksi menggunkan HP atau laptop dan membuat mata menjadi
lebih lelah dari biasanya. Belum lagi kalau jaringan internet lelet, tentu akan
membuat segala kegiatan yang sudah direncanakan menjadi terhambat.
Secara umum, kendala selama melaksanakan work from home dan pembelajaran jarak jauh ini tidaklah begitu menjadi masalah yang berarti karena yang lebih penting saat ini adalah terlindungi dari paparan virus corona. Semoga pandemi covid-19 ini segera berakhir dan kita bisa melakukan aktivitas kita lagi dengan normal seperti sedia kala.
Refleksi
Pembelajaran Jarak Jauh
Bernadeta Ayu
Setyanta
SMA Tarakanita 2
-
there are no comments yet