Article Detail

OLAH RINDU

      Pembelajaran jarak jauh tidak pernah terpikirkan oleh saya. Selama pernah saya mendengar dengan istilah home schooling atau learning distance yang muncul dibenak saya adalah bagaimana anak bisa  bersosial, bagaimana anak bisa tumbuh cerdas, bagaimana tumbuh terampil, bagaimana tumbuh cekatan bagaimana… bagaimana dan bagaimana. Karena bersosial itu banyak stimulus atau sense menumbuhkan atau mengubah pribadi seseorang.  Pokoknya bersosial itu sangat penting untuk menumbuhkan kembangkan mental. Kata yang muncul dibenak saya ini kadang-kadang pernah terlontar terhadap calon customer yang selama ini home schooling untuk meneguh bulatkan hati bahkan terhadap siswa yang menunjukkan tanda-tanda anti social.

      Saat ini tepatnya tahun 2020 hal yang tak terpikirkan itu terjadi di negara Indonesia bahkan hampir seluruh dunia menghentikan kegiatan berkumpul atau social distancing. Hati ini sedih dan meronta mengapa terjadi seperti ini? Bagaimana dengan anak bangsa yang akan melanjutkan mengisi , membangun dan mempertahankan keutuhan tatanan negara RI?  Kalau hanya sekedar memberi ilmu banyak cara yang dapat dilakukan oleh generasi penerus bangsa khususnya siswa siswi SMA Tarakanita 2. Tapi bukan itu…

     Apalagi sekolah kami Yayasan Tarakanita memiliki roh COMPASSION , Celebration, Competence, Conviction, Creativity, Community. Roh ini harus dihidupi selama hayat masih dikandung badan. Terus…bagaimana roh ini bisa dihidupi oleh peserta didik sebagai generasi muda ? Hal ini tidak mudah dan tidak gampang, harus ada role modeling  yang tampak secara kinestetik, visual khususnya auditori.

     Saya tersadar dan bermenung bahwa  maklumat  yang dikeluarkan oleh pemerintah adalah demi kelangsungan suatu negara. Jangan pernah terputus generasi bangsa bahkan banyak yang jatuh korban jiwa akibat wabah pandemic Covid 19. Dengan kesadaran ini saya mencoba mendekatkan diri terhadap siswa supaya menyadari tugas dan tanggung jawab mereka sebagai siswa penerus generasi bangsa. Bukan dengan libur atau belajar dari rumah mereka menjadi berleha-leha santai. tapi dengan cara perlahan saya menyentuh mereka ibarat buah itu saya akan mengupas dari luar hingga sampai dapat biji calon bakal buah.  Pembelajaran jarak jauh dapat berlangsung dengan menggunakan beberapa aplikasi seperti google classroom, zoom meeting, line dan wa .

     PJJ supaya tidak canggung bagi siswa saya mengajak memulai menganalisis dampak pandemic yang dekat dengan kehidupan mereka. Kebetulan materi virus sudah disampaikan di semester satu dan berhubungan dengan perubahan iklim dalam ekosistem di semester dua kelas 10 mapel Biologi. Sehingga para siswa menyadari apa yang terjadi saat ini bukan sejauh mata memandang tapi ada nilai kehidupan yang harus diolah dan dirasa.

    Selama pembelajaran jarak jauh yang berjalan saat ini ibarat buah dalam satu pohon. Tidak semua buah itu matang bersamaan walaupun waktu berbunga bareng bersama. Ada kendala yang dihadapi baik terjadi dalam perangkatnya maupun siswanya. Ketika diberikan  assignment sesuai jadwal PJJ yang ditetapkan oleh Ibu kepala sekolah ada beberapa siswa yang melanggar aturan waktu pengumpulan. Ada juga siswa kurang paham terhadap assignment yang diberikan, dalam arti terhadap siswa type auditori atau visual . Bahkan ada juga siswa menunggu punya teman selesai baru membuat dan mengupload assignment. Hal ini terlihat dari hasil yang sama peris tanpa ada gubahan. Ketika diberikan comment umpan balik jawaban mereka” webnya sama”. Berbagai karakter mulai tampak yang membuat hati ini terglitik dan senyum bergumam untuk olah rindu terhadap mereka.

     Berbeda halnya dengan  kelas 12, beberapa siswa sudah ada rasa tanggung jawab terhadap dirinya dan orang tua. Mereka sungguh menyiapkan diri menghadapi ujian nasional melalui simulasi soal yang diberikan.Tapi tak hayal ternyata berbeda dengan rencana manusia. Ketiadaan UN ini sedikit membuat anak kelas 12 kecewa karena ajang ini juga merupakan prestige bagi mereka. Situasi ini sedikit  menurunkan semangat mereka dalam menjalankan simulasi ujian sekolah yang terpotong waktu. Mereka jadi susah bangun bahkan saya harus menelpon orang tua untuk membangunkan putra-putrinya. Bahkan ada siswa mengatakan ke orang tua bahwa tidak ada lagi pembelajaran jarak jauh sehingga bebas untuk bangun siang . Disinilah kehadiran seorang ibu sekaligus walikelas 12 IPA 1 memotivasi, menanamkan dan mengingatkan Pendidikan Ketarakanitaan .

     Setiap dinamika ada nilai, hikmah yang memperkaya dalam kecerdasan  hidup. Nilai tersebut tidak pernah didapat dalam bangku kuliah atau silabus pendidikan tapi bagaimana kita sebagai pendidik mampu berasosiasi dan membuat irisan yang bermakna. Bagaimana kita mengolah , melihat, merasakan jika alam semesta berkumandang. Menjadi seorang ibu yang tidak pernah jadi ibu. Kesulitan membangunkan siswa untuk memulai belajar secara on line . siswa tertidur kembali dan HP di offkan bahkan gameing bukan belajar. Begitulah dinamika yang dihadapi selama pjj akibat pandemic Covid 19. 

Hasil permenungan PJJ oleh Evaria Bangun (Guru Biologi)

 

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment