Article Detail

Kekeringan Ciptakan Polusi : Karangan Elit Politik Atau…..



Kekeringan dapat menciptakan polusi, dan fenomena ini memiliki akar yang kompleks. Kekeringan seringkali memicu peningkatan polusi udara, terutama di daerah perkotaan. Ketika sumber daya air menjadi semakin langka, industri, rumah tangga, dan pertanian cenderung bergantung lebih pada pembangkit listrik dan kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar fosil, seperti batu bara dan minyak. Hal ini menyebabkan emisi gas rumah kaca yang lebih tinggi, yang pada gilirannya berkontribusi pada polusi udara dan perubahan iklim. 


Penting untuk memahami bahwa kekeringan dan polusi adalah dua masalah lingkungan yang saling terkait. Kekeringan, khususnya dalam konteks Indonesia, dapat menyebabkan penurunan kualitas air dan berkurangnya sumber daya alam karena pasokan air menjadi terbatas. Penurunan kualitas air ini dapat memicu peningkatan polusi udara dan air karena tekanan pada sumber daya air yang berkurang mendorong praktik-praktik yang tidak berkelanjutan. Dalam kondisi kekeringan,  polutan seperti partikulat dan zat kimia berbahaya cenderung terkonsentrasi dalam lingkungan, yang dapat berdampak buruk pada kesehatan manusia dan ekosistem. Selain itu, kekeringan juga dapat mempengaruhi kemampuan tumbuhan dan mikroorganisme untuk membersihkan polutan dari air dan udara, memperburuk masalah polusi secara keseluruhan. Maka, korelasi antara kekeringan dan polusi adalah kompleks, dan perlu perhatian khusus untuk mengatasi kedua masalah ini secara bersamaan.


Indonesia berada tepat di garis khatulistiwa. Letak dari negara ini diapit 2 benua dan 2 samudera. Indonesia secara geografis juga terletak di daerah “monsoon” yang merupakan fenomena alam di mana sangat sering terjadi perubahan iklim secara ekstrim disebabkan perubahan tekanan udara dari daratan. Perubahan tersebut menyebabkan “jet steam effect” dari lautan yang menghempas daratan dengan hawa panas. Hawa panas dan angin tersebut membuat banyak daerah yang awalnya memiliki kandungan air, menjadi kering. Hal tersebut diperparah apabila musim kemarau tiba. Salah satu faktor eksternal lainnya yaitu  global warming atau yang berarti pemanasan secara global, memang telah menjadi penyebab terjadinya kekeringan terbesar tidak hanya di Indonesia, namun hampir di seluruh dunia. Memang, penyebab dari timbulnya Global Warming sangat beragam, mulai dari polusi kendaraan dan pabrik, hingga penggunaan berbagai zat kimia berbahaya.


Elite politik memiliki peran penting dalam merumuskan dan mengimplementasikan kebijakan lingkungan. Mereka memiliki kendali atas alokasi anggaran, regulasi, dan kebijakan yang mempengaruhi pengelolaan sumber daya alam dan upaya untuk mengurangi polusi. Jadi, apakah kekeringan berkontribusi pada polusi tergantung pada bagaimana elit politik meresponsnya. Kita dapat mengacu pada studi dan contoh konkret di mana elit politik berpengaruh besar dalam mengubah kebijakan lingkungan, baik dalam hal pengelolaan air atau pengendalian polusi udara.


Masalahnya, penanganan kekeringan sering kali terbentur oleh ketidakmampuan atau ketidakberhasilan pemerintah dalam mengelola sumber daya air. Elite politik yang korup atau tidak efektif dalam mengatasi kekeringan dapat memperburuk masalah ini.

Fakta menunjukkan bahwa beberapa wilayah di Indonesia mengalami masalah kekeringan yang serius, dan ketidakmampuan pemerintah dalam mengatasi masalah ini telah menyebabkan konflik air dan dampak lingkungan yang serius. 


Jika elit politik tidak peduli dengan masalah lingkungan, seperti polusi, maka mereka mungkin cenderung mengabaikan upaya untuk mengurangi polusi yang berkaitan dengan kekeringan. Hal ini dapat meningkatkan dampak negatif kekeringan terhadap lingkungan. Beberapa contoh konkrit mengenai kasus-kasus ketidakpedulian politik terhadap lingkungan, seperti izin proyek-proyek industri yang merusak lingkungan tanpa memperhatikan dampak polusi.


Sementara elit politik memiliki peran kunci, perubahan juga dapat datang dari aktivis lingkungan dan masyarakat. Masyarakat memiliki kekuatan untuk mendesak perubahan kebijakan dan memastikan pemerintah mengambil tindakan yang tepat dalam mengatasi masalah kekeringan dan polusi. Perlu mengatasi masalah pemanasan global karena dampaknya yang merugikan terhadap lingkungan dan kehidupan manusia. Peningkatan suhu global dapat menyebabkan perubahan iklim yang drastis, termasuk kekeringan dan polusi udara, yang dapat merugikan ekosistem dan kesehatan manusia. Oleh karena itu, mengatasi masalah pemanasan global menjadi suatu keharusan untuk melindungi bumi dan menciptakan lingkungan yang berkelanjutan bagi generasi mendatang. Meskipun elit politik memiliki peran penting, partisipasi aktif dari aktivis lingkungan dan masyarakat juga diperlukan agar suara mereka didengar dan langkah-langkah konkret dapat diambil untuk mengurangi dampak perubahan iklim.


Sehingga, kaitan antara kekeringan dan polusi adalah kenyataan yang kompleks, dan apakah itu merupakan "karangan elit politik" tergantung pada tindakan dan kebijakan yang diambil oleh mereka. Diperlukan kolaborasi antara elite politik, masyarakat, dan aktivis lingkungan untuk mengatasi masalah ini dan mencapai solusi yang berkelanjutan untuk menjaga lingkungan dan sumber daya alam Indonesia. 


Dampak kekeringan di Indonesia dan solusinya perlu diperhatikan tidak hanya oleh pemerintah saja namun juga masyarakat. Sehingga masyarakat dan pemerintah bahu membahu mengatasi kekeringan yang sedang terjadi di Indonesia. Berikut ini adalah solusi yang bisa digunakan untuk mengatasi kekeringan:


  1. Membangun atau melakukan rehabilitasi terhadap jaringan irigasi

  2. Pembuatan waduk buatan di beberapa daerah

  3. Memelihara dan melakukan rehabilitasi terhadap konservasi lahan maupun air

  4. Melakukan sosialisasi untuk penghematan air

  5. Reboisasi hutan dan penghijauan di area pemukiman warga maupun di jalan besar


Dalam konteks yang telah dibahas, dapat disimpulkan bahwa hubungan antara kekeringan dan polusi adalah fenomena kompleks yang memerlukan pemahaman mendalam. Fakta-fakta yang disajikan menunjukkan bahwa tindakan elit politik dan respons mereka terhadap kekeringan memiliki dampak signifikan pada tingkat polusi lingkungan. Efektivitas dalam pengelolaan sumber daya alam dan kebijakan lingkungan dapat dipengaruhi oleh tindakan mereka. 


Peran masyarakat dan aktivis lingkungan dalam mengawasi dan mendorong perubahan juga penting dalam mencapai solusi yang berkelanjutan dalam mengatasi dampak kekeringan dan polusi. Kolaborasi antara berbagai pihak dapat membantu mengurangi dampak negatif dan mencapai tujuan lingkungan yang lebih baik.


Dennis (12 MIPA 2)

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment