Article Detail

Renungan BKSN 2021 Pertemuan II

Teman-teman, sejak adanya pandemi Covid-19, ada banyak orang yang kehilangan orang tua, sanak saudara, sahabat, dan kenalan. Kematian orang terdekat menyebabkan mereka yang mengalaminya menjadi syok, terpukul, dan terluka. Luka ini menjadi semakin dalam dan pedih ketika mereka yang ditinggalkan tidak bisa menyentuh atau melihat orang yang terkasih dari dekat untuk terakhir kalinya karena protokol kesehatan. Menghadapi situasi dan pengalaman sedih karena kehilangan orang yang terkasih, kita perlu merenungkan dan mengandalkan kekuatan dari sosok Yesus yang tampil sebagai sahabat bagi orang-orang yang kehilangan. Tujuannya adalah agar kita semakin menyadari dan mengimani bahwa Yesus tidak akan pernah meninggalkan kita ketika kita sedih, kecewa, hampa, dan marah karena kehilangan sanak keluarga.

Pada pertemuan hari ini, kita akan mendengarkan bacaan injil tentang kisah kunjungan Yesus kepada Marta dan Maria yang kehilangan Lazarus saudaranya (Yohanes 11:1-45). Kisah kunjungan Yesus kepada Marta dan Maria menyadarkan kita bahwa Yesus bersimpati dengan orang yang mengalami kehilangan. Dalam situasi saat ini, ketika teman teman kehilangan anggota keluarga, yakinlah bahwa Yesus hadir menjadi sahabatmu dan jika kamu melihat teman mu kehilangan anggota keluarganya, hadirlah baginya seperti Yesus yang mau menemani Marta dan Maria. 

Marta dan Maria menyampaikan kabar kepada Yesus bahwa Lazarus, saudara mereka, sedang sakit. Mereka tentu saja mengharapkan Yesus segera datang untuk menjenguk sahabat yang dikasihi-Nya itu. Mereka sangat mungkin pula mengharapkan Yesus berkenan menyembuhkannya. Namun, Yesus tidak segera datang ke Betania. Ia menunda kedatangan-Nya, sehingga baru tiba di Betania setelah Lazarus dimakamkan empat hari. Hal ini dilakukan Yesus karena penyakit dan kematian Lazarus akan menjadi sarana agar kemuliaan Allah menjadi nyata. Keagungan dan kemuliaan Allah akan tampak dalam diri Yesus ketika Ia membangkitkan Lazarus yang sudah empat hari dimakamkan. Melalui penundaan ini pula kita diingatkan dan disadarkan bahwa sikap dan tindakan Yesus ditentukan sepenuhnya oleh Allah Bapa. Mendengar kabar kedatangan Yesus, Marta pergi menjemput-Nya. Pada waktu bertemu dengan Yesus, Marta langsung berkata, “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati”. Marta sepertinya menyesali mengapa Yesus tidak segera datang ketika dikabarkan kepada-Nya bahwa Lazarus jatuh sakit. Ia bersikap demikian karena percaya pada kuasa Yesus untuk menyembuhkan orang sakit.

Meski menyesali kedatangan Yesus yang terlambat, Marta tetap percaya bahwa Allah akan memberikan apa pun yang diminta Yesus. Di sini, Marta mengakui karya Allah di balik mukjizat-mukjizat atau tanda-tanda yang dikerjakan Yesus, walaupun dia kurang percaya pada kata-kata Yesus bahwa Lazarus, saudaranya, akan bangkit lagi. Marta semakin maju dalam imannya dengan percaya pada pewahyuan diri Yesus sebagai kebangkitan dan hidup. Walau mungkin belum memahami sepenuhnya, dia mengungkapan imannya dengan berkata, “Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia”.

 

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment