Article Detail

Bisnis Besar dengan Modal Nihil

Dalam mencari peluang untuk usaha, dibutuhkan sebuah ketelitian dan juga kecerdikan dalam memanfaatkan keadaan yang ada. Sebagai contoh, di masa pandemi ini bisnis makanan beku sedang naik daun dan tak kalah juga bisnis pakaian, serta produk-produk kecantikan. Tetapi ada baiknya jika seseorang memulai inovasi dan menciptakan tren baru yang memuat sebuah karya bisnis baru dengan memanfaatkan barang-barang tak terpakai yang masih memiliki harga untuk dijual, dan tentunya dengan modal bisnis yang kecil bahkan bisa dikatakan modal nihil. Sebuah bisnis yang memberikan begitu banyak dampak positif, sangat layak untuk dijadikan sebagai tren.

Bisnis thrift shop atau yang lebih dikenal sebagai preloved oleh generasi Z adalah sebuah usaha yang menjual barang-barang bekas dengan harga yang jauh lebih murah dari harga aslinya dikarenakan ada kekhususan kondisi seperti adanya sedikit kecacatan, atau barang tersebut sudah terlalu lama menumpuk dan terlantar, bisa pula karena rasa bosan dari sang pemilik setelah menggunakannya dalam kurun waktu yang panjang. Segala macam alasan dapat digunakan untuk memulai bisnis ini. Bisnis preloved terbilang kompeten karena barang yang dianggap sebagai sampah dan sudah tidak bermanfaat lagi, ternyata dapat menghasilkan uang dan tentu saja menambah pemasukan.

Tetapi hanya dengan mempelajari konsep-konsep berbisnis, tidak akan menjamin bisnis yang kita jalani akan sukses. Walaupun bisnis preloved ini terbilang sederhana, tetap dibutuhkan suatu strategi  pemasaran yang menarik, kegigihan dalam mengiklankan produk yang ditawarkan, melayani permintaan calon pembeli, hingga barang berhasil terjual, terbayarkan, dan diterima oleh pembeli. Kenali juga tips dan trik untuk mengumpan pelanggan, seperti memberikan diskon sebesar 5% di awal pembukaan toko. Buatlah konten-konten promosi di sosial media kita dengan menarik. Pengeditan sangat dibutuhkan untuk membuat produk lebih diminati dan buatlah kesan pertama yang baik terhadap pelanggan. Posisikan diri kita sebagai pelanggan yang ingin membeli barang di sebuah toko. Apakah kita sebagai seorang pelanggan mau membeli barang jika toko tersebut milik orang yang tidak kita kenal, dan terlihat tidak meyakinkan? Tentu saja tidak. Oleh karena itu, relasi berperan penting dalam memulai suatu bisnis baru.

Beruntung sekali di zaman digital saat ini, berbagai layanan media sosial secara mudah dapat diakses untuk mempromosikan barang yang akan dipasarkan. Begitu luas cakupan ini sehingga tidak hanya relasi keluarga, teman, serta sanak saudara, tetapi masyarakat umum juga dapat melihatnya. Ciptakan kesan sebagai penjual yang terpercaya agar lebih banyak calon pembeli yang tertarik.  Jangan pula membeda-bedakan pelanggan, namun wujudkanlah komitmen melayani secara semaksimal.

Ada pepatah yang mengatakan “musuhmu adalah orang yang paling mengenalmu” maka dari itu, selain mempelajari strategi pemasaran, kita perlu mengetahui  kompetitor atau pesaing usaha kita, siapa, apa, dan bagaimana kompetitor ini bisa lebih unggul.  Kembangkan pola pikir dengan mencari tahu apa rencana kita, target untuk kedepannya, dan catat apa saja sumber modal keseluruhan yang kita miliki saat membuka bisnis.

Dalam menggeluti sebuah usaha, jatuh bangun adalah suatu kewajaran. Persiapkan mental untuk segala kemungkinan yang dapat terjadi. Jangan sampai baru sekali omzet turun, seketika pupus sudah segala asa. Tetaplah yakin dalam berusaha, landasi dengan ketekunan, kesabaran, dan kepercayaan terhadap diri sendiri, serta bangunlah relasi yang luas dengan siapapun agar dapat tercapai kesuksesan.


Gabriella Paskalia Feloni Lukito (10 IPA 1)

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment