Article Detail

Urgensi Pendidikan Karakter Gen Z

Generasi Z dikenal sebagai digital native. Mereka tumbuh pada era digital, di mana internet, media sosial, dan teknologi merupakan bagian integral dari kehidupan sehari-hari mereka. Generasi Z ini tumbuh dengan teknologi yang sangat maju dan terhubung dengan dunia secara instan. Penggunaan internet, media sosial, aplikasi pesan makan, aplikasi transportasi, aplikasi kencan online, dan masih banyak lagi sangat intens dan dekat dengan generasi Z ini. Kemudahan yang luar biasa ini menjadikan generasi Z ini memiliki kebiasaan yang mengarah ke perilaku yang variatif. Mereka bisa multitasking, kreatif membuat konten medsos, jago teknologi, komunikatif dan sebagainya.

Namun, terdapat perilaku negatif yang mengikuti mereka misalnya mereka cenderung lebih anti sosial dan kurang peka terhadap situasi di sekitar mereka. Akibatnya, muncul karakter-karakter yang kurang baik melekat pada generasi ini. Ada yang menyebut gegerasi Z ini bermental lemah, kurang bisa bersosial, mudah menyerah dan lain-lain. Banyak kebiasaan anak-anak generasi Z yang kurang baik tersebut membuat pendidikan karakter menjadi semakin penting untuk membentuk generasi Z menjadi individu yang berintegritas, bertanggung jawab, dan siap menghadapi tantangan masa depan. Pendidikan karakter menjadi bentuk upaya kolektif guna membantu orang lain dalam peduli, memahami, dan melakukan tindakan sebagai suatu landasan etik. Ini artinya memberikan dukungan pada seseorang untuk menunjukkan perilaku positif, misalnya jujur, memiliki tanggung jawab, juga menghargai orang lain.

Pada kenyataannya, ada beberapa faktor yang menjadi tantangan dalam Pendidikan karakter pada generasi Z ini. Faktor pertama, adanya pengaruh media sosial. Pada dasarnya media sosial dapat menjadi alat yang positif, namun juga dapat membawa dampak negatif jika tidak digunakan dengan bijak, misalnya untuk menyebarkan berita hoaks, berkomentar negatif, penipuan dan sebagainya. Tantangan berikutnya rasa individualisme. Generasi Z cenderung lebih individualis sebab kemudahan teknologi yang membuat mereka bisa melakukan segala sesuatu dengan mudah, cepat, dan mandiri. Maka, pendidikan karakter dapat membantu mereka memahami pentingnya nilai-nilai sosial dan bekerja sama dengan orang lain. Tantangan yang lain yaitu sifat konsumsif. Budaya konsumtif yang tinggi dapat mengalihkan perhatian generasi Z untuk lebih boros dan kurang peduli terhadap urgenitas kebutuhan mereka. Apalagi banyaknya aplikasi online yang mudah dan praktis untuk digunakan menjadikan mereka kurang memiliki perhitungan dalam pengelolaan keuangan.

Lalu, bagaimana menjawab berbagai tantangan tersebut? Sebagai rumah kedua bagi para generasi Z yang masih mengenyam Pendidikan, sekolah dapat membantu menghadapi tantangan tersebut.  Langkah pertama yang dapat dilakukan yaitu, mengintegrasikan Pendidikan karakter ini dalam Kurikulum. Artinya pendidikan karakter harus diintegrasikan ke dalam semua mata pelajaran, bukan hanya sebagai mata pelajaran tersendiri. Selain itu diintegrasikan pula dalam kegiatan ekstrakurikuler berbasis nilai-nilai karakter yang dapat melatih keterampilan sosial dan emosional para siswa. Langkah krusial berikutnya adalah memberikan contoh role model baik dari guru, orang tua, dan tokoh masyarakat. Kerja Sama sekolah dengan pemberian contoh dari orang tua, guru, dan tokoh masyarakat perlu dilakukan secara konsisten di rumah dan di sekolah.

Pendidikan karakter merupakan investasi jangka panjang yang sangat penting bagi masa depan generasi Z. Dengan memberikan pendidikan karakter yang tepat, kita dapat membentuk generasi yang memiliki integritas, tanggung jawab, dan kemampuan untuk menghadapi tantangan masa depan. Terlebih untuk generasi sekarang dan yang akan datang, akan sangat banyak tantangan yang muncul maka diperlukan kerjasama yang baik dari orang tua, guru, sekolah, serta tokoh masyarakat.

Penulis: Caecilia (Guru Bahasa Indonesia SMA Tarakanita 2) 

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment