Article Detail

Pilar Utama Kesuksesan: Mental Sejahtera

Masa setelah Pandemi Covid-19, membuat banyak orang menganggap bahwa pelajar masa kini atau pelajar “zaman now” dianggap lebih lemah mentalnya. Pelajar ini dinilai tidak tahan banting, mudah putus asa, mudah mengeluh, rapuh, mudah menyerah, mudah tersakiti, dan mudah tersinggung dibandingkan generasi-generasi sebelumnya.

Anggapan tersebut diperkuat dengan kasus-kasus yang terjadi saat ini pelajar masa kini terlihat sering ”kena mental”, misalnya seperti kasus jarang masuk sekolah, sulit bersosialisasi, perkelahian antarpelajar, self-diagnose atau mendiagnosa diri sendirioverthinking, banyak mengeluh di media sosial, hingga bunuh diri. Pada kenyataannya, kesejahteraan mental dan emosional siswa menjadi isu yang semakin krusial dalam dunia Pendidikan saat ini. Tidak hanya prestasi akademik, namun juga kesehatan mental yang baik merupakan kunci bagi siswa untuk mencapai potensi maksimalnya. Mengapa demikian?

Terdapat beberapa hal yang menjadi alasan penting. Pertama, berkaitan dengan prestasi akademik. Siswa yang merasa bahagia dan tenang cenderung lebih fokus dan dapat menyerap materi pelajaran dengan lebih baik. Selanjutnya, berkaitan dengan hubungan sosial. Apabila kesehatan mental seorang siswa baik hal tersebut dapat membantu siswa membangun hubungan yang positif dengan teman sebaya, guru, dan keluarga. Hal berikutnya berkaitan dengan perkembangan diri. Siswa yang memiliki kesejahteraan emosional yang baik akan lebih percaya diri, mampu mengatasi stres, dan mengembangkan keterampilan sosial yang penting. Hal penting lainnya berkaitan dengan pencegahan masalah kesehatan mental. Dengan memperhatikan kesejahteraan mental sejak dini, kita dapat mencegah munculnya masalah kesehatan mental yang lebih serius di kemudian hari.

Bertemali dengan pentingnya kesejahteraan mental siswa, perlu kita perhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan mental tersebut. Dalam hal ini kita perlu melihat lebih dalam misalnya adanya tekanan akademik seperti beban tugas yang berlebihan, ekspektasi tinggi dari orang tua dan guru, serta persaingan yang ketat dapat memicu stres dan kecemasan pada siswa. Faktor kedua masalah keluarga. Masalah di rumah, seperti perceraian atau masalah keuangan, dapat berdampak negatif pada kesehatan mental siswa. Fakto ketiga adanya perundungan. Ketika menjadi korban atau bahkan pelaku perundungan dapat menyebabkan trauma psikologis yang serius. Faktor berikutnya yang menjadi sumber pengaruh kesejahteraan mental adalah perubahan fisik dan emosional mereka. Tidak dapat dipungkiri bahwa masa remaja adalah masa transisi yang penuh dengan perubahan fisik dan emosional, yang dapat membuat siswa merasa bingung dan tidak nyaman.

Lalu, sebagai orang tua dan sekolah sebagai Lembaga Pendidikan perlu adanya langkah konkret yang harus dilakukan dalam mendukung kesejateraan mental siswa. Sebagai orang tua, kita perlu menjadi pendengar yang baik. Kita perlu memberikan waktu untuk mendengarkan anak dan menunjukkan bahwa kita peduli dengan perasaan mereka. Selanjutnya, kita perlu menciptakan suasana rumah yang harmonis, hangat, dan, penuh kasih sayang. Selain itu, sebagai orang tua kita perlu membantu anak mengelola stress dengan cara mengajarkan mereka teknik relaksasi dan manajemen stres yang efektif. Apabila ketidaksejahteraan mental anak-anak kita berada di taraf yang berat, jangan ragu untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental. Sebab, anak-anak kita sejatinya adalah generasi masa depan dunia.

Pihak yang berperan penting dalam mendukung kesejahteraan mental siswa adalah sekolah. Sekolah sebagai tempat belajar, bertumbuh, dan berkembang perlu menciptakan lingkungan belajar yang positif. Sekolah perlu menciptakan suasana belajar yang aman, inklusif, dan mendukung, di mana setiap siswa merasa dihargai dan diterima. Program Konseling juga diperlukan dalam menyediakan layanan konseling bagi siswa yang membutuhkan bantuan untuk mengatasi masalah emosional. Selain itu, perlu adanya pengetahuan tentang pendidikan kesehatan mental baik kepada siswa, guru, dan orang tua agar semua pihak memahami pentingnya menjaga kesehatan mental. Hal yang tidak kalah penting adalah membangun kolaborasi antara pihak sekolah dengan orang tua yang baik untuk mendukung kesejahteraan mental siswa di rumah.

Kesejahteraan mental dan emosional siswa adalah investasi jangka panjang yang sangat penting. Pada prinsipnya, seorang siswa yang masih bertumbuh dan berkembang membutuhkan pendamping dengan perhatian penuh baik dari segi fisik maupun mentalnya. Mengingat setiap tahap perkembangannya banyak faktor yang mempengaruhi kesejateraan utamanya bagian mental. Dengan memberikan perhatian yang cukup pada aspek ini, kita dapat membantu siswa tumbuh menjadi individu yang sehat, bahagia, dan sukses.

 

Penulis: Caecilia (Guru Bahasa Indonesia SMA Tarakanita 2)

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment