Article Detail
Melawan Perdagangan Manusia: Kementerian PPPA Gandeng SMA Tarakanita 2
Untuk melindungi generasi muda dari
bahaya Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), SMA Tarakanita 2 mengadakan
seminar dan sosialisasi penting bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA). Acara yang dilaksanakan pada Jumat, 10
Oktober 2025, ini menghadirkan pembicara dengan berbagai latar belakang,
menunjukkan komitmen semua pihak terhadap isu TPPO yang sangat mengkhawatirkan.
Pemerintah memiliki informasi bahwa
perempuan dan anak-anak adalah kelompok yang paling mudah menjadi korban TPPO.
Seminar ini dirancang untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran siswa agar
mampu melindungi diri dan lingkungan dari bahaya tersebut.
Sekelompok narasumber yang hadir dan
memberikan materi adalah: Ir. Priyadi Santosa, MSI (Asisten Deputi Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak), Mercy Christy Barends, ST
(Member of the House of Representatives of the Republic of Indonesia) Rahayu
Saraswati Djojohadikusumo (Chairperson of the National Network Against Human
Trafficking), Sr. Irena Handayani, OSU (Koordinator Jaringan Talitha Kum
Jakarta)
Ir. Priyadi Santosa, MSI,
menjelaskan penyebab utama TPPO di Indonesia, menyoroti faktor-faktor seperti
kemiskinan, pengangguran, rendahnya tingkat pendidikan, keinginan untuk cepat
kaya, serta budaya patriarki sebagai pendorong utamanya.
Sementara itu, Mercy Christy
Barends, ST, menyampaikan peringatan serius, terutama mengenai fenomena digital.
"Jumlah kasus judi online (judol) menjadikan para pemainnya sebagai target
TPPO." Maka, bagi yang gemar bermain judol, hati-hati sekali,"
pesannya.
Dari sudut pandang aktivis, Rahayu
Saraswati Djojohadikusumo mengajak generasi muda untuk berperan aktif.
"Sejumlah besar eksploitasi terhadap perempuan dan anak." Oleh karena
itu, sebagai generasi muda yang telah mendengar hal ini, kita tidak boleh diam,
melainkan harus berpartisipasi aktif dalam pencegahannya," tegasnya. Ia
menekankan bahwa siswa Tarakanita perlu memiliki hati (belas kasih), karena
"hanya kamu yang bisa mengubah dunia."
Sejalan dengan semangat kepedulian itu, Sr. Irena Handayani, OSU, mengundang semua elemen rohaniwan. "Untuk para biarawan, biarawati, dan rohaniwan, tidak hanya cukup berdoa, tetapi juga harus terlibat langsung dalam membantu korban TPPO," serunya, mengingatkan akan aksi nyata yang berlandaskan spiritual.Â
Melalui seminar ini, SMA Tarakanita 2 menegaskan komitmennya dalam membangun karakter siswa yang tidak hanya cerdas dan berintegritas, tetapi juga memiliki kepekaan sosial serta daya juang untuk melawan ketidakadilan, sejalan dengan nilai-nilai Keadilan, Perdamaian, dan Keutuhan Ciptaan (KPKC) yang dihidupi sekolah. (Cae)
-
there are no comments yet
