Article Detail
Sajak-sajak
Sangkala
Mengapa kau di sini?
Sekalipun ada tempat, kau tak seharusnya di sini
Apakah ada hal yang menahanmu
Aku akan mendengarkan
Jangan takut
Setiap manusia lekat dengan dosa
Kita sama
Tak mudah berkata apa adanya
Apalagi di antara srigala berbulu domba
Anak domba pun dikasihi
Disiapkan kuali dan bumbu bergizi
Lalu disantap dengan piring penuh nasi
Jangan takut
Sekalipun cahayamu kecil
Kau tetap bisa benderang dipekatnya hitam
Biarlah anjing mengonggong
Kata hatimulah yang memandu
Setiap peluhmu, setiap air matamu
Tak seberapa jika kau mau bertahan sejenak
Hingga waktu itu tiba
Bahkan daun kering pun menyambutmu
Semua akan berkata
Selesai sudah, berbahagialah...
Sang Daun pun
Bicara
Entah....
Daunpun enggan jatuh saat topan menghampirinya
Saat itu...
Betapa murkanya sang topan
Tak bergeming daun untuk jatuh
Diam.... menyepi
Dikoyakkannya daun-daun itu
Ranting dan dahan berteriak-teriak
Tak satupun daun mengikutinya
Bertahan.... dan diam
Daun berkata, aku akan tetap di sini
Bagaimana mungkin aku pergi saat kau merelakanku
untuk tumbuh?
Kata daun kepada ranting dan dahan
Kau yang tumbuh.... kau yang berkembang
Aku ada sebagai pelengkapnya
Apalah arti bersama, jika aku jatuh begitu saja
Sekalipun topan mencabik badanku
Aku akan tetap di sini
Tenanglah....
Hanya jika engkau mengatakan lelah
Aku akan tetap bersamamu
Jika nanti langit pudar dan bumi menganga
Aku akan tetap bersamamu
Tak peduli aku....
Bahkan jika malaikat datang menghampirimu
Aku akan tetap bersamamu
Jangan bosan... karna aku akan menghiburmu
Aku akan bernyanyi bersama burung dan bunga
Jangan minta aku ikut dengan topan
Aku hanya ingin bersamamu
Karna menjauh darimu adalah neraka abadi
Buah Karya:
Caecilia Petra Gading May Widyawari
Guru Bahasa Indonesia
-
there are no comments yet